“Shalat lima kali sehari, puji dan dzikir itu adalah kebijaksanaan dalam
hati menurut kehendak pribadi. Benar atau salah pribadi sendiri yang
akan menerima, dengan segala keberanian yang dimiliki.” (Serat Syaikh
Siti Jenar Ki Sasrawijaya, Pupuh III Dandanggula, 33).
Syekh Siti Jenar menuturkan bahwa sebenarnya shalat sehari-hari itu
hanyalah bentuk tata krama dan bukan merupakan shalat yang sesungguhnya,
yakni shalat sebagai wahana memasrahkan diri secara total kepada Allah
dalam kemanunggalan. Oleh karenanya dalam tingkatan aplikatif,
pelaksanaannya hanya merupakan kehendak masing-masing pribadi.
Demikian pula, masalah salah dan benarnya pelaksanaan shalat yang
lima waktu dan ibadah sejenisnya, bukanlah esensi dari agama. Sehingga
merupakan hal yang tidak begitu penting untuk menjadi perhatian manusia.
Namanya juga sebatas krama, yang tentu saja masing-masing orang
memiliki sudut pandang sendiri-sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar